Yahudi Ortodoks Anti-Zionis berunjuk rasa di depan Naval Academy, Annapolis, Maryland saat berlangsungnya Konferensi Annapolis, 27 Nopember 2007. Berikut ini pernyataan mereka tentang sikap mereka terhadap konferensi tersebut.
Rabbi Yisroel Dovid Weiss, jurubicara Neturei Karta International , menjelaskan respon berbeda organisasinya terhadap konferensi perdamaian Timur Tengah yang sedang berlangsung, dan tujuan-tujuan kelompok unjuk rasa yang diadakan di Annapolis.
“Pada satu sisi, kami bersimpati kepada semua upaya yang dilakukan untuk mengurangi, meskipun kecil, penderitaan bangsa Palestina, dan juga bangsa Yahudi.
Para perancang proposal perdamaian ini mungkin berkomitmen untuk mengurangi penderitaan bangsa Palestina dan Yahudi yang hidup di Tanah Suci. Dan pertemuan ini mungkin menjadi sebuah langkah awal menuju sebuah solusi akhir.”
“Namun demikian, problem sesungguhnya di sini telah menjadi lebih dalam daripada yang disadari. Adalah benar bahwa sebuah jalan mesti dibuka untuk mengurangi penderitaan rakyat di Timur Tengah. Namun, jalan itu terletak dalam penerimaan ajaran-ajaran Taurat (bagi Yahudi) dan keadilan yang sejati.”
“Bangsa Yahudi berada dalam kondisi di pengasingan atas perintah Ilahi, sejak penghancuran Kuil Yahudi, sekitar 2000 tahun lalu. Kita dengan jelas dilarang untuk: 1] berusaha meninggalkan pengasingan, untuk mendirikan negara sendiri; 2] berimigrasi secara massal ke Tanah Suci (Yerusalem); dan 3] menindas bangsa lain.”
“Selama berabad-abad, semua orang Yahudi percaya bahwa akhir masa pengasingan Yahudi akan datang lewat metode dan bimbingan Tuhan yang mukjizati untuk menyelamatkan seluruh umat manusia secara damai. Itulah masa sebuah perdamaian dan persaudaraan universal, dalam mengabdi kepada Tuhan Yang Esa. Pengampunan dari pengasingan tidak pernah berarti manifestasi dari sebuah ‘Negara Israel’.”
“Zionisme tidak bersimpati kepada keyakinan ortodoks Yahudi ini. Ia juga tidak mempedulikan kerusakan dan penderitaan yang telah ditimpakannya terhadap bangsa Palestina dan bangsa Yahudi.”
“Proposal perdamaian kali ini cacat karena ia menolak untuk mengakui, bukan hanya hak kembali bangsa Palestina, tetapi juga kedaulatan bangsa Palestina di seluruh tanah air historis mereka, yang merupakan hak mereka sebagaimana tercantum dalam Taurat.”
“Karena alasan ini, dan karena dasar-dasar ajaran teologis yang telah disebutkan, kami berada di sini, pada hari ini, untuk berunjuk rasa.”
“Jika solusi Taurat tidak dipedulikan, maka upaya perdamaian ini ditakdirkan gagal untuk jangka waktu yang panjang, karena jalan solusi lain melanggar aturan-aturan Ilahi dan menentang klaim-klaim fundamental keadilan Taurat.”
“Kami dengan sepenuh hati berdoa bagi akhir dari penderitaan bangsa Palestina, Yahudi, dan bangsa-bangsa lain di dunia. Kami pun berdoa untuk perlucutan “Negara Israel” secara keseluruhan secara damai dan segera. Akhirnya, kami memohon kepada Yang Mahakuasa untuk mempercepat masa, dimana seluruh dunia akan mengakui Tuhan Yang Esa dan mengabdi kepada-Nya dalam keselarasan dan persaudaraan, dengan tanpa intimidasi sedikit pun. Amin. [sumber:swaramuslim]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar